Oleh : Prof. Drs. H. Sa’ad Abdul Wahid
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَاَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْااتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَ قَالَ فِى سُوْرَةٍ أُخْرَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَ هُمْ فِى تَضْلِيْلٍ وَ أَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيْلَ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيْلٍ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُوْلٍ.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Mari kita panjatkan syukur, Alhamdulillah, kepada Allah SWT. yang dengan rahmat dan inayah-Nya kita semua bisa melaksanakan Shalat Jum’at di Masjid Syuhada ini. Kesempatan yang diberikan kepada kita ini adalah karena Allah SWT. masih berkenan melimpahi nikmat sehat wal’afiat, nikmat istiqamah dalam keimanana dan ketaqwaan serta tawakkal kepada-Nya.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT.
Pada kesempatan yang baik ini, mari kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. dengan taqwa yang sebenar-benarnya, yaitu: (وِقَايَةُ النَّفْسِ مِنْ أَسْبَابِ عَذَابِ اللهِ فِى الدُّنْيَا وَ الْأَخِرَةِ), “Menjaga diri dari segala sebab-sebab siksaan Allah SWT. baik di dunia maupun di akhirat”. Caranya adalah dengan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. dan meningalkan semua larang-larangan-Nya. Insya Allah orang yang bertaqwa akan mendapatkan keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dalam surat Al-Fiil (Q.S. 105: 1), Allah SWT. berfirman:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ
Artinya: “Tahukah engkau wahai Muhammad bagaimana Allah telah memperlakukan tentara-tentara gajah?”
Yang dimaksud dengan tentara-tentara gajah ialah bala tentara yang dipimpin oleh Abrahah. Abrahah adalah Gubernur Yaman yang diangkat oleh Raja Najasi dari Afrika. Pada masa itu, Abrahah telah berhasil mendirikan gereja termegah di dunia. Oleh karenanya, dia mempunyai keinginan dan cita-cita untuk memindahkan Ka’bah dari Makkah ke Yaman. Tujuannya adalah agar orang-orang berhaji ke gereja megah yang didirikannya di Yaman itu. Untuk mewujudkan keinginannya itu, Abrahah berencana menghancurkan Ka’bah di Makkah dengan cara mengerahkan bala tentaranya. Dia sendirilah yang memimpin bala tentara itu. Diceritakan bahwa bala tentara Abrahah dilengkapi dengan kendaraan-kendaraan yang pada waktu itu sangat canggih yaitu dengan gajah-gajah, kuda dan unta.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Rencana ini terdengar oleh sebagian penduduk Makkah. Penduduk Makkah pun melaporkannya kepada tetua, yaitu orang yang dianggap sesepuh pada waktu itu yang bernama Abdul Muthalib. Maka setelah tentara Abrahah ini sampai ke Thaif, Abdul Muthalib naik ke sebuah bukit untuk melihat apakah yang telah terjadi di Thaif itu. Dia melihat pada waktu itu, banyak sekali hewan-hewan turun dari langit menuju ke Thaif. Beliau perintahkan kepada salah seorang anaknya, Abdullah yang adalah ayah Nabi Muhammad SAW. untuk pergi ke Thaif. Abdullah pun dengan segera memacu kudanya ke Thaif untuk melihat apa yang telah terjadi di situ. Ternyata, di Thaif itu banyak sekali bangkai-bangkai manusia, binatang-binatang seperti kuda, unta dan gajah-gajah yang dipimpin oleh Abarahah. Abrahah Sang Gubernur Yaman pun termasuk salah korban pada waktu itu.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Mengapa Allah SWT. memperlakukan Abrahah dan tentara-tentaranya hingga menjadi hancur? karena Allah SWT. ingin menyelamatkan kelahiran Rasulallah SAW. dan menjaga kesucian rumah-Nya, Ka’bah di Mekkah.
Pada ayat berikutnya (Q.S. Al-Fiil ayat 2) Allah berfirman:
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَ هُمْ فِى تَضْلِيْلٍ
“Tidakkah Allah menggagalkan reka daya (Abrahah) itu?”
Inilah yang disebut dalam suatu tafsir misalnya Tafsir oleh Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan sebagainya bahwa Abrahah itu dihancurkan oleh Allah SWT.
Pada ayat berikutnya (QS al-Fil ayat 3) Allah berfirman:
وَ أَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيْلَ
“Burung-burung itu dikerahkan, dikirim oleh Allah kepada mereka berbondong-bondong”.
Muhammad Abduh dalam tafsirnya berpendapat bahwa yang dimaksud burung dalam ayat ini adalah virus yang membawa penyakit cacar. Sehingga yang dikhabarkan melalui ayat ini bahwa bala tentara Abrahah terkena penyakit cacar hingga meninggal dunia. Barangkali jika kita lihat sekarang, bisa juga sang burung dalam ayat ini kita tafsirkan sebagai burung-burung yang sangat ganas yang menghacurkan tentara-tentara gajah tersebut.
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيْلٍ
Dalam ayat berikutnya (Q.S. Al-Fiil ayat 4) dikabarkan bahwa burung-burung itu melempari mereka, tentara-tentara gajah itu dengan batu-batu dari Neraka Sijjiil. Batu-batu inilah yang menurut Muhammad Abduh dikatakan sebagai virus-virus yang dikirimkan Allah SWT. untuk menghancurkan tentara-tentara gajah itu.
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُوْلٍ
“Kemudian Allah SWT menjadikan mereka seperti rumput-rumput yang dimakan oleh ulat”. (Q.S. Al-Fiil ayat 5). Mereka hancur lebur karena diserang oleh penyakit-penyakit pada waktu itu.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Limapuluh hari kemudian setelah peristiwa itu, lahirlah Rasulallah SAW. Namun, Rasulallah SAW. tidak bisa melihat ayahnya karena telah meninggal ketika pulang dari Yatsrib ke Makkah. Pada waktu itu Abdullah diutus oleh ayahnya untuk mengirimkan dagangan-dagangan ke Yatsrib. Pada saat kepulangannya dari Yatsrib ke Makkah beliau diambil oleh Allah SWT. Sehingga Rasulallah SAW dilahirkan dalam keadaan yatim, tidak sempat bertemu dengan ayahandanya.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kelahiran Rasullah inilah yang oleh kaum muslimin di dunia sering diperingati. Para Ulama berpendapat bahwa kelahiran Rasulallah SAW itu jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal (21 April 571 M). Hari itulah kaum muslimin memperingati hari lahir Rasulallah SAW. Pada masa Sahabat, Tabi’in maupun Tabi’ut-tabi’in memang belum pernah ada peringatan kelahiran Nabi ini. Menurut sejarahwan, peringatan ini mulai dilakukan setelah Perang Salib pada masa Khalifah Salahuddin Al-Ayyubi. Peringatan hari kelahiran Nabi ini dimaksudkan untuk mempersatukan umat, mempersatukan kekuatan agar supaya Umat Islam mempunyai kekuatan yang luar biasa, sehingga ditakuti oleh musuh-musuhnya pada waktu itu. Sejak saat itulah peringatan-peringatan kelahiran Rasullah SAW. dilakukan hingga sekarang ini.
Beberapa hal yang sangat disayangkan adalah bahwa kadang-kadang peringatan kelahiran Rasulallah SAW. ini dibarengi dengan kemusyrikan-kemusyrikan. Padahal Rasulallah SAW. adalah Nabi yang sangat gigih memberantas kemusyrikan-kemusyrikan seperti itu. Baik ketika masih kecil, sebelum diangkat menjadi Nabi, sampai kepada masa beliau menjadi Nabi Allah SWT.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Oleh karena itu, jika kita hendak memperingati Hari Kelahiran Rasulillah SAW., sebaiknya bukan keramaian-keramaian yang diadakan tetapi kita teladani apa yang telah dilakukan oleh Rasulallah SAW. Tinggalkan hal-hal yang mungkin dapat menjerumuskan kita kepada kemusyrikan sekecil apapun, dan segala hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Itulah yang dapat saya sampaikan pada khutbah ini, semoga khutbah yang singkat ini dapat diambil hikmah dan pelajarannya.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَىنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَىنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَ إِلَيْكَ أَنَبْنَا وَ إِلَيْكَ الْمَصِيْرَ. وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Penyunting:
Cucu Cahyana
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
bagus tingkatkan terus dan tetap semangat menulis
BalasHapus