Oleh: Prof. Dr. H. M. Amien Rais, M.A
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ, الْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ, مُكَوِّرِ الَّليْلِ عَلَى النَّهَارِ, تَبْشِرَةً لِذَوِى الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارِ وَ تَذْكِرَةً لِأُولِى النُّحَى وَالْإِعْتِبَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ يَقُوْلُ الْحَقُّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيْلَ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَ نَبِيَّنَا وَ قَائِدَنَا وَمُعَلِّمَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَتَى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ الْأُمَّةَ وَ كَشَفَ الْغُمَّةَ وَجَاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ اعْتِقَادِهِ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Saudara-saudaraku Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Pada hari Jumat ini, yang adalah Sayyidul Ayyam, yang pertamakali kita lakukan, marilah kita memperbaharui dan memperkuat rasa syukur kita kepada Allah Rabbul’alamin. Sebagai hamba Allah kita diwajibkan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua. Nikmat yang berupa apa saja. Kesehatan, usia, rezeki, keturunan, jabatan atau kedudukan, harta, pergaulan, masyarakat dimana kita hidup yang Insyallah tetap tenang serta bersyukur atas kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara di Tanah Air tercinta ini. Itu semua sesungguhnya merupakan nikmat Allah S.W.T yang harus selalu kita syukuri dengan sebaik-baiknya. Allah S.W.T berfirman:
وَأَتَاكُمْ مِمَّا سَأَلْتُمُوْهُ وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ.
Jadi, sebagaimana tertera dalam ayat di atas, Allah telah memberikan apa saja yang kita perlukan untuk hidup di dunia ini. Dan kalau engkau, kita semua, mencoba menghitung nikmat Allah itu niscaya tidak mungkin akan dapat menghitungnya karena begitu banyaknya nikmat tersebut. Cuma sayang sekali kebanyakan manusia itu sering berbuat dzalim dan seringkali cenderung kafir, membelakangi, menentang dan tidak mengakui serta mensyukuri nikmat Allah ini.
Kedua, marilah pada hari yang mulia ini kita semua memperkokoh, memperkuat, meneguhkan dan menyempurnakan taqwa kita kepada Allah S.W.T. Besok-lusa pasti kita akan meninggalkan dunia yang fana ini, semua kegemerlapannya, semua yang kita lihat, kita dengarkan dan rasakan akan menjadi masa lalu dan kita akan menghadap Allah dengan berbekal satu hal saja yaitu taqwa. Semua akan kita tinggalkan, karena itu Allah berfirman:
وَ تَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى...
Melalui ayat di atas Allah S.W.T memerintahkan kita supaya selalu mengumpulkan bekal kehidupan untuk menyongsong akhirat. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik bekal atau sangu hidup itu adalah taqwa.
Dalam Khutbah pendek ini saya akan memberikan sedikit catatan mengenai “Perkembangan Dunia Islam”
Dunia Islam terutama di Timur Tengah saat ini sungguh memperihatinkan. Terjadi perang saudara dan perebutan kekuasaan yang menimbulkan korban jiwa manusia. Padahal Islam sesungguhnya mengajarkan perdamaian dan persaudaraan. Hanya saja kadang-kadang para tokohnya, politisi atau negarawannya justeru jauh dari ajaran Islam itu sendiri.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sebagaimana kita ketahui, salah satu nama dari 99 nama Allah S.W.T yang terdapat dalam Asma’ul Husna adalah as-Salam, Yang Maha Damai. Sehingga ada seorang teman yang namanya ‘Abdus Salam, hamba Sang Maha Damai. Sebagai muslim juga dimana saja berada kita diperintahkan untuk menyebarkan salam sebagaimana dalam hadist dikatakan: “Afsu as-salaam ilaa man ‘arofta wa man lam ta’rif”, sebarkanlah salam (perdamaian disegenap penjuru dunia) baik kepada orang yang engkau kenali atau pun orang yang tidak engkau kenal. Begitupun saat kita selesai shalat, kita tengokkan muka kita ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan salam. Begitulah hakikat munculnya Agama Islam, Islam yang penuh dengan keberserahan diri datang untuk menciptakan kedamaian.
Merujuk pada kondisi sekarang ini barangkali tidaklah salah apa yang telah dikatakan Muhammad Abduh lebih dari satu abad yang lalu bahwa: “al-Islaamu Mahjuubun Bil Muslimiin”, Islam itu tertutupi keindahanya, keelokannya dan kesempurnaanya oleh perilaku umat Islam itu sendiri. Sehingga ada seorang pemikir Islam yang mengatakan bahwa sesungguhnya ada dua jenis Islam di dalam kehidupan kita ini. Pertama, Islam Ideal sebagaimana dalam Al-Qur’an dan As Sunah, yaitu idea Islam yang sudah utuh dan sempurna (tammam dan kaaffah) yang penuh keindahan dan kesempurnaan tetapi ada juga yang Kedua, yaitu Islam Historis atau Historical Islam atau Islam Sejarah. Yaitu Idea Islam yang dalam perjalanan kehidupan kaum muslim itu sendiri, sudah dipraktekkan namun kadang kala tidak menunjukkan kebagusan dan kecemerlangan Islam.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin Rahimakumullah
Allah S.W.T di dalam al-Qur’an sesungguhnya dengan sangat jelas menyatakan bahwa nyawa manusia itu terlalu amat sangat berharga. Mari kita cermati apa yang terjadi dengan pucuk pimpinan negara-negara muslim yang saat ini tengah mengalami pertikaian dan konflik intern hingga menyebabkan hilangnya nyawa manusia.
Saya sudah empat kali bertemu dengan Presiden Libya Mu’ammar Khadafi. Dua kali bertemu di tenda dan dua kali di rumahnya sendiri. Setiap kali bertemu dengan Khadafi, sebelum ngomong-ngomong, biasanya dia selalu mengundang Qari untuk membacakan Al-Qur’an sekira satu sampai dua ruku’. Seolah-olah betapa meresapnya ajaran al-Qur’an atau agama Islam di dalam dada (hati) Khadafi.
Husni Mubarok muncul dari negeri muslim bernama Mesir. Jika ada sebuah negara yang namanya tercantum di dalam al-Qur’an, pasti bukan Indonesia, Malaysia dan bukan Irak tetapi Mesir. Karena Mesir ini adalah sebuah negara dimana para nabi pernah lewat, singgah atau pernah hidup di negeri ini. Artinya Mesir punya akar yang sangat panjang dalam sejarah agama-agama samawi. Realitas sekarang pun menunjukan bahwa gudangnya ulama juga ada di Mesir.
Tapi kadang-kadang sekarang ajaran islam itu seperti hanya lewat saja tidak menghunjam di hati sanubari para tokoh, negarawan, politisi bahkan mungkin sebagian ulama di sana. Jadi kita melihat berita-berita di televisi seakan-akan Islam itu terhempas. Apakah Islam seperti itu, menyukai kekerasan dan pertumpahan darah? sebegitu mudahnya kah nyawa itu lenyap di negeri muslim?
Di Indonesia saya kira Presiden Soeharto masih agak lumayan. Di demo pada tanggal 20 Mei kemudian lengser pada tanggal 31 Mei. Mubarak butuh 18 hari baru lengser. Sedangkan Khadafi sudah sekian ribu orang yang meninggal tapi tetap tak mau mundur.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin Rahimakumullah
Maksud saya adalah bacalah Al-Qur’an dan resapilah nilai-nilainya. Ketika Qabil membunuh Habil dalam cerita anak Adam yang berebut suatu perkara keduniaan, Allah S.W.T membuat suatu ketentuan, regulasi yang amat sangat penting. Allah S.W.T berfirman:
مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًا وَ مَنْ أَحْيَهاَ فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا.
Yakni, barang siapa membunuh satu nyawa yang tak berdosa atau nyawa tersebut tak melakukan kerusakan di muka bumi, sesungguhnya sama saja ia membunuh seluruh manusia. Jadi, jika sekarang populasi manusia di bumi ini sekitar 8 miliyar, maka jika seseorang membunuh satu nyawa manusia yang tidak berdosa berarti sama saja dia telah membunuh 8 miliyar manusia. Sebaliknya jika ada orang yang menghidupkan, menolong, merawat atau menyelamatkan satu nyawa manusia tak berdosa maka sesungguhnya sama saja dia telah menyelamatkan seluruh umat manusia.
Menurut saya, terus terang umat muslim sekarang ini telah gagal memahami al-Qur’an. Negeri-negeri muslim yang al-Qur’annya dibaca setiap hari, qari-nya berjumlah ribuan dan huffad-nya (penghafal al-Quran) juga mungkin amat sangat banyak tetapi kemudian ruh atau sinar al-Qur’annya tidak ditangkap, tak diserap. Alhasil, yang terjadi seperti yang kita lihat sekarang ini.
Lantas sebenarnya peristiwa yang terjadi di Timur Tengah kini seolah-olah adalah “Iklan” yang buruk yang buruk dan merusak citra agama kita. Jadi, dengan entengnya orang-orang dari Barat, orang-orang yang Islamophobia, benci Islam tanpa sebab seperti mendapatkan amunisi yang amat sangat gampang, sangat murah dan mudah tersedia dan kemudian dengan enteng menuding “Lihatlah Islam, Islam gagal membangun perdamaian, Islam gagal merawat ketenangan dan kerukunan, Islam gagal menjadi payung bagi kemanusiaan dan lain sebagainya”.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin Rahimakumullah
Yang salah tentu bukan ajarannya, bukan kesalahan Nabinya dan juga Insya Allah bukan kesalahan ulamanya tetapi kita sendiri sebagai orang Islam yang sesunggunya memiliki al-Qur’an dan Sunah yang demikian bagus, elok dan sempurna itu tidak pernah kita buka, tidak pernah dihayati dan bahkan seringkali kita lupakan.
Jika tadi saya mencermati kondisi di Timur Tengah, maka di negara kita Indonesia alhamdulillah tidak separah itu. Tapi juga kelihatannya kadang-kadang ada orang yang menyebarkan ayat-ayat Allah, ada orang-orang yang seolah-olah pejuang Islam tapi juga mudah tersandung, mudah terkalahkan dengan kepentingan keduniaan. Karena itu muaranya pun sama saja, sedikit banyak akan merusak citra dan image Islam di nusantara ini.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita sebagai orang Islam, sebagai pribadi, keluarga, jam’iyah, ormas, parpol, yayasan, civitas universitas, pengelola LSM dan apa pun itu, marilah kita benar-benar merapatkan antara Islam yang Ideal dan Islam Historis. Antara ideal islam dan practical islam, antara Islam yang ideal dengan Islam yang kita praktekkan. Sehingga jangan sampai jarak ini menganga. Karena jika terlampau menganga jarak antara keduanya maka hal itu bisa menjadi iklan yang buruk untuk agama kita. Mudah-mudah catatan yang pendek ini bisa menjadi renungan untuk kita semua.
جَعَلْنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَ دَخَلْنَا وَإِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةٍ عِبِادِهِ الصَّالِحِيْنَ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلهِ, صَدَقَ وَعْدَهُ وَ نَصَرَ عَبْدَهُ وَ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَ هَزَمَ الْأَحْزَاَبَ وَحْدَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أّنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. إِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ, يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِ مُحَمَّدٍ. اَلَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبث الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَ لَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَ لَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَ اعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَ إِلَيْكَ الْمَصِيْرَ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الدُّعَاءُ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَ هَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَ تَوَ فَّنَا مُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتَنِاَ قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا أَدْخِلْنَا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَ أَخْرِجْنَا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَ اجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ صُلْطَانًا نَصِيْرَا. رَبَّنَا أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَ أَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَ أَصْلِحْ لَنَا أَخِرَتُنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا. اَلَّلهُمَّ اجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَ اجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْيَوْمَ خَيْرًا مِنْ أَمْسِنَا وَ اجْعَلْ غَدَّنَا خَيْرٌ مِنْ يَوْمِنَا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ!
Penyunting:
Cucu Cahyana
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar